Salah satu perawatan mesin sepeda motor yang mendasar dan sangat penting adalah dengan memanaskan mesin mobil. Ini biasa dilakukan sebelum kita pergi ke suatu tempat dengan mobil. Sebenarnya “pekerjaan” ini apa sih manfaatnya? Yuk kita simak artikel berikut ini agar anda lebih jelas tentang proses pemanasan mesin plus manfaatnya.

1. Untuk fungsi pelumasan

Matinya enjin mengakibatkan matinya fungsi pelumasan. Fungsi pelumasan ini penting, di antaranya untuk mengurangi aus pada komponen2 yang bergesekan seperti gear ke gear, ring piston dengan dinding silinder, dan lain2. Semakin lama mati, semakin banyak oli yang berjatuhan atau kembali ke tempat penyimpanannya.

Pastinya oli yang berada di bagian gear, piston dan sebagainya akan menipis. Bila mesin dinyalakan setelah mati cukup lama maka butuh waktu bagi oli untuk melumasi bagian-bagian gear atau bergesekan lainnya. Kalau agan2 main ngacir gitu aja, dengan pelumasan yang sedikit, gear2 bisa aus, ring piston bisa patah yang mengakibatkan kendaraan agan gbs jalan. Nah, ini adalah hal yang paling vital dalam pentingnya proses pemanasan.

Tahukah anda, piston itu bergerak umumnya 50 putaran dalam 1 detik atau 3000 rpm, ini dalam keadaan statis (tanpa di gas). Jadi bagaimana kalau anda sedang membawa motor anda dengan kecepatan 100 km/jam ? Tentunya akan lebih dari 50 putaran dalam 1 detik.

2. Untuk pembakaran yang lebih sempurna
Sebelum mesin dinyalakan, bensin dan udara masih berada di tempatnya masing2. Sehingga dibutuhkan waktu pada proses pencampuran udara dan bahan bakar untuk memperoleh campuran yang pas antara bahan bakar dan udara sekitar 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara. Beginilah cara pencampurannya, yang warna ungu itu bahan bakar dan hijau itu udara.


Bahasa mudahnya:

Motor dipanasin – Awalnya pencampuran udara belum stasioner, kalau bensinnya kebanyakan jadinya ngebul kalau udaranya yang kebanyakan kentut ( keluar bunyi petasan ) – Akhirnya setelah stasioner pencampuran udara menjadi lebih ideal – otomatis petasan dan ngebulnya semakin berkurang karena bahan bakar terbakar lebih sempurna.

Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya.

Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil/motor kita, kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga. Wah jadi bagaimana dong?

Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita, pada brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. terlihat pada tabel, bahwa CR mesin mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia adalah 11 : 1

Dari informasi spesifikasi brosur tersebut, kita bisa menentukan bahwa mesin mobil AX kita tersebut memerlukan jenis bensin yang bernilai oktan 95, yaitu bensin Pertamax Plus. What !! :jedut2

Bagaimana Jika Diisi Bensin Dengan Oktan Lebih Rendah?

Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api.

Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah “Ngelitik” (pinging/knocking). Bagaimana menggambarkan ‘kejam’nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan bisa bolong !

Saat terjadi ‘ngelitik’, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).

Nah, jadi cermati nilai CR mesin mobil kita dan isilah bensin yang sesuai untuk mesin tersebut.

Kesimpulan

Panasilah mobil 2-3 menit sebelum pergi. Jangan lama2 juga karena bisa menyebabkan knalpot jadi berwarna keungu2an atau kecoklatan untuk knalpot yang berwarna silver atau terang. Hal ini disebabkan oleh terlalu panasnya knalpot karena udara hanya berputar disitu2 saja sehingga tidak terjadi proses pendinginan.

Kenapa harus 2-3 menit? Itu agar pelumas merata ke semua bagian itu bisa berjalan seiiring dgn bergeraknya putaran mesin (atau dgn kata lain gak perlu lama pemanasan awal)

Dan juga karena mesin mobil termasuk wet lubricating atau sistem pelumasan basah artinya mesin terendam didalam minyak lumas atau dengan kata lain pelumasan awal/pemanasan gak terlalu urgensi.

Lain hal dgn mesin2 diesel ukuran besar dimana terdapat sump tank dimana pelumasan awal sangat dianjurakan krn bagian mesin menjadi kering setelah mesin tersebut berhenti/mati krn kebanyakan mesin diesel ukuran besar menggunakan sistem dry lubricating.

Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah).
Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.

BBM Untuk Sistem Injeksi

Ketahuilah, bahwa pada awalnya mesin injeksi,  menggunakan injektor dengan 2 lubang untuk penyemprotan bbm ke manifold, lalu menjadi 4 lubang dan sekarang menjadi 12 lubang sangat kecil, lebih kecil dari ujung jarum. Kalau kita bayangkan spuyer pada karburator yang diameter antara 1.0 mm pada perimer main yet dan  1.80 mm pada scondary main yet kemudian dibagi 12 seperti apa ukuran besar diameternya.

Maka wajar, sekarang banyak mobil yang menggunakan premium mengalami gangguan, itu karena ada endapan kotoran yang menutup lubang injektor tersebut.  Kalau sudah demikian maka injector perlu dibersihkan, bukan saja dengan cleaner tetapi dengan tekanan bahkan dengan jarum halus. Kalau tidak maka semprotan injector tidak menyerupai kabut tetapi menetes. Atau bisa juga karena menggunakan bensin kualitas rendah maka ada endapan yang tertumpuk pada filter. Penyebab lain mesin ndut-ndutan karena busi. Busi yang dulunya bisa 40.000 km baru ganti, kalau sekarang disarankan 20.000 km kalau sudah mengalami mesin ndut-ndutan.

Khusus pada pemakai Avanza dan Xenia, sensor yang ada pada saringan udara sangat peka. Bila saringan udara sudah kotor maka data yang dikirim ke ECU menyebutkan udara terlalu sedikit sehingga perindah penyemprotan bahan bakar-pun menjadi sedikit akibatnya mesin ndut-ndutan dan berkelanjutkan tidak bertenaga. Kalau demikian, waktunya ganti saringan udara.

 

sumber: kaskus.co.id