Transmisi matik pada hakikatnya dibuat untuk memudahkan. Tapi apabila Anda mengabaikan tanda kerusakannya, kemudahan transmisi matik malah akan berubah menjadi merepotkan

transmisi otomatis

Pada awal kemunculannya di Indonesia, transmisi “tanpa pedal kopling” ini kurang diminati. Mitos kurang bandel dan repot dalam hal perawatannya menjadi sebab minimnya penjualan mobil transmisi matik pada masa lalu. Kini kondisi telah berubah, transmisi matik semakin diminati. Kondisi jalan, khususnya di kota besar yang semakin macet membuat transmisi ini dianggap efektif meringankan kerja pengemudi.

Secara umum, transmisi matik terbagi menjadi dua. Transmisi matik dengan roda gigi yang kita kategorikan sebagai transmisi matik konvensional, dan transmisi matik CVT yang menggunakan puli. Transmisi matik konvensional terbagi lagi menjadi dua, mekanis dan elektris. Pada matik konvensional tipe mekanis, perpindahan gigi diatur seutuhnya oleh tekanan oli. Sedangkan pada matik elektris, perpindahan gigi juga masih mengandalkan tekanan oli, namun tekanan oli itu diatur oleh Transmission Control Module (TCM) yang mengolah data dari berbagai sensor di mobil.

Meski memudahkan dalam hal penggunaan bukan berarti transmisi matik minim dalam hal perawatan. La­yaknya sebuah penyakit yang bisa terdeteksi lewat gejala yang di­timbulkan, transmisi matik juga memiliki berbagai gejala yang menandakan ada­nya sebuah kerusakan. Secara umum, terdapat enam gejala kerusakan transmisi matik konvensional.

sumber : http://autobild.co.id/Tips/Knowledge/cara-mudah-deteksi-kerusakan-transmisi-otomatis-konvensional

Asuransi Mobil Garda Oto 2017

Menyediakan Penawaran Asuransi Garda Oto Dengan Pilihan Asuransi Mobil Comprehensif (All Risk)  dan Asuransi Mobil Total Loss Only

Formulir Simulasi Asuransi Garda Oto