Salah satu teknologi yang dihadirkan untuk mengurangi angka kecelakaan yakni anti-lock braking system. ABS berfungsi untuk mencegah terkuncinya roda akibat ban kehilangan traksi di aspal.

Dengan adanya ABS, maka jarak pengereman kendaraan bisa lebih pendek, sehingga tidak menabrak kendaraan yang ada di depan.

Namun, penerapan ABS pada mobil dan motor yang diproduksi di dalam negeri masih terbilang sedikit jumlahnya. Rata-rata, ABS yang ditawarkan produsen sifatnya opsional.

Padahal, negara-negara tetangga sudah mewajibkan tiap mobil baru yang diproduksi mengadopsi teknologi tersebut.

Kami mencoba menanyakan alasan minimnya penerapan ABS kepada salah satu penyedia fitur tersebut, yakni Bosch.

“Itu tergantung pemerintahnya, karena itu urusan mereka. Apakah ini suatu yang penting untuk dimiliki ataukah belum,” kata Corporate Communication, Brand Management and Sustainability Bosch, Dewinta Hutagaol.

Selama ini, kata dia, Bosch selalu memberikan masukan kepada pemerintah Indonesia untuk segera melakukan perbaikan mengenai fitur keselamatan pada kendaraan.

“Itu sebenarnya memang yang harus pemerintah pikirkan. Kalau ditanya, Indonesia kapan? Saya tidak bisa jawab. Tapi, kami berharap ini bisa segera dilaksanakan,” ungkapnya.

 

sumber: VIVA.CO.ID